Mengenai Saya

Foto saya
aktif sebagai: Warga NU Militan Kader PMII Militan NU Society

Sabtu, 22 November 2008

Menggagalkan Bush Muslim

Hanya sekedar tulisan pendek saja.


Melihat kematian Amrozy, Imam Samudra dan Mukhlas ditangan aparat setelah vonis hukuman mati setidaknya akan menggambarkan pemikiran yang sama pada beberapa bulan lalu dengan divonisnya Habib (?) Riziq, Munarman, Machsuni Kaloko dan Tujuh lasykar pembela Islam. Ada kesamaan yang penting diantara kedua kasus ini, pertama bahwa kelompok ini seolah-olah mendapatkan "Dukungan" besar dari seluruh lapisan masyarakat muslim. Kedua, bahwa vonis yang mereka dapatkan dari pengadilan adalah dari kasus kekerasan atas nama agama yang dilakukan secara terrencana dan teratur. Terakhir, mereka memberikan klaim kebenaran atas tindakan mereka serta menolak sistem hukum yang berada di Indonesia.

Baiklah, kita obrolkan yang pertama, yakni dukungan besar yang didapatkan oleh mereka dari sebagian besar masyarkat muslim, dalam klaim mereka. Mereka dalam setiap gerakannya selalu mengatasnamakan umat islam di indonesia dan mengatasnamakan agama sebagai senjata untuk melawan kedzaliman dan kemungkaran. Teriakan 'Allahu Akbar' menjadi bagian terpenting untuk menyulut semangat gerakan ini serta menggugah semangat jihad masyarakat muslim di indonesia. Meneriakkan Takbir dan menganggap takbir tersebut adalah kunci jihad yang ditunjukkan dalam rangka membela agama Allah.

Ada benarnya juga ketika mereka mendapatkan simpati dari masyarakat luas, terutama kalangan muslim pada beberapa sisi. Pertama melihat konstelasi global gerakan wahbisme yang mencoba memecah gerakan mereka pada beberapa jalur yang berbeda. Ada gerakan khusus yang bergerak sebagai eksekutor langsung seperti Amrozy Cs, ada yang bergerak pada wilayah politik praktis seperti Hidayat Nurwahid Cs, adapula yang memberikan pendidikan (tarbiyah) ke masyarakat melalui berbagai institusi, pengajian, diskusi, kumpulan dan sebagainya. sehingga apabila salah satu element disulut, maka element lainnya akan turut memberikan simpatinya kepada salah satu pihak. Disamping hal itu, melihat karakter sosial masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, meskipun tidak bergelut langsung dalam gerakan semacam ini, atau setidaknya menjadi anggota organisasi ini, rasa simpati akan mudah muncul. Ibaratnya, Maling mati dibakar ramai-ramai, orang-orang masih banyak yang bilang "Kasihan yah matinya begitu". Jadi jangan GR dulu kalau mengklaim banyak dukungan.

Menolak Wahabisme adalah satu keniscayaan, bukan menyerang karena mereka salah atau benar, karena benar salah bukan hak kita untuk mengklaimnya, tetapi lebih ditekankan pada aspek sosial bahwa ideologi ini sangat tidak cocok dengan kondisi sosial masyarakat indonesia. Yang saya khawatirkan apabila ideologi ini terus berkembang pesat, nanti perang saudara sesama muslim tidak bisa dihindarkan. dan yang paling penting, Islam moderat di Indonesia akan dibumi hanguskan.

Pada awal berdirinya Nahdlatul Ulama adalah untuk menolak gerakan wahabisme radikal di Saudi yang akan menggusur makam Rasulullah dan menolak penerapan aturan madzhab sunni di kota Suci Makkah dan Madinah. Sehingga pada pertemuan ulama-ulama di Surabaya tanggal 31 Januari 1926 para ulama memutuskan untuk mendirikan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang menolak Wahabisme dan mengirimkan komite Hijaz untuk menolak gagasan Ibnu Saud di Saudi.

Sekarang, Gerakan Wahabi jilid II sudah hadir, sudah merongrong kemoderatan Islam di Indonesia, mengkafirkan Islam Indonesia karena dianggap penuh bid'ah dan zindiq. Sebagai kaum muda NU, apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita perbuat dan apa yang menjadi tanggungjawab kita pasca Khittah NU 1984 di Situbondo, Jatim.

Permasalahan kedua, yakni tentang kekerasan atas nama agama yang dilakukan secara teratur dan terrencana. Sebagaimana diketahui, orientasi gerakan Wahabi adalah menguasai 'negara' secara keseluruhan. Mewahabikan negara menjadi Negara Wahabi. Menggunakan sistem kekhalifahan, syariatisasi konstitusi, Syariatisasi segala aspek kehidupan melalui pengembangan sistem sosial ekonomi dengan madzhab pemikiran yang radikal struktural.

Mencoba membawa pemikiran kita saja, bahwa apabila hal ini sampai terjadi di negara Indonesia, maka yang akan terjadi adalah kekerasan menjadi habitual action, pembunuhan, penganiayaan, dan berbagai tindak pelanggaran hak asasi manusia lainnya adalah konseskuensi hukum dari pelanggaran sistem. Orang Katolik, Budha, Hindu, dan agama lainnya akan teralienasi, bahkan tidak sedikit yang akan mengalami intimidasi dan tindak kekerasan.

Terakhir, munculnya klaim kebenaran gerakan mereka dari dalam mereka sendiri serta mengkafirkan gerakan lainnya yang tidak sesuai dengan ideologi mereka. Mereka juga menolak sistem hukum yang ada di Indonesia dan ingin mengubahnya menjadi syariat islam yang kaffah. Karena komputernya pinjam, dan saya ewuh sama yang punya tulisannya udah dulu yah.

Rabu, 13 Agustus 2008

Rahmatal lil 'Alamin


Sejauh mana penerapannya dalam kehidupan beragama masyarakat, apakah sampai hari ini masih dapat diterapkan ditengah munculnya fenomena kekerasan yang mengatasnamakan agama?.
Rahmatal lil 'Alamin, bukan merupakan konsep mati yang hanya ada untuk orang Islam saja, tetapi untuk semua manusia tanpa memandang suku, bangsa, agama, ras ataupun titik lainnya yang membedakan antara satu orang dengan orang lain.
pendeknya, bahwa konsepsi Rahmatal lil 'Alamin yang ada di Islam adalah merupakan rahmat untuk alam semesta yang di lakukan oleh orang Islam, tetapi untuk semua manusia dan alam semesta.
yang kemudian harus diwaspadai adalah, munculnya fenomena kekerasan yang mengatasnamakan agama, mengatasnamakan jihad sebagai upaya untuk memunculkan Islam Kaffah yang seragam berdasarkan aturan yang sama.
pada dasarnya itu baik, namun harus diperhatikan lebih jauh bahwa multikultural dan multirasial adalah harga mati yang tidak bisa ditawar oleh sistem yang seragam. kita harus menghargai itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari fenomena beragama dan bermasyarakat untuk menyiapkan dunia yang rahmatal lil 'alamin yang sebenarnya.

peacefull multiculuturalism

sebagai wacana awal, nggak perlu serius-serius.
yang jelas bahwa Islam itu rahmatallil 'alamin. jadi Islam itu memberi kedamaian kepada semua golongan dan agama. itu telah disebutkan dalam Al Qur'an, bahwa Allah tidak menciptakan manusia secara seragam dan sama, tetapi berbeda-beda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan berbeda pula secara fisik. intinya, perbedaan adalah rahmat.
jangan jadikan perbedaan sebagai awal dari konflik dan perpecahan.